Selasa, 09 Desember 2008

First Telling..

Menurutku, ini negara yang indah dan hebat.
Setidaknya itu pendapatku.
Negara yang berdiri diatas peninggalan Bangsa Inca ini masih mengandung banyak misteri.Bangunan tua yang hebat. Aku dan Kazami memeriksanya. Menurut orang yang bernama Sakuma, Sinyal perang itu, tersembunyi di sini. Kami harus menghancurkannya. Kebetulan aku menerima undangan berkunjung ke suatu tempat yang 'berpendidikan' di daerah reruntuhan oleh kenalanku. Kami berdua memutuskan untuk pergi ke sana sebelum menyelidiki secara pasti apa yang mungkin akan terjadi.
Yang pertama kali kuperhatikan adalah bangunannya yang simetris dan kuno. Rumah besar di atas bukit yang menghadap ke arah salah satu kuil Bangsa Inca. Aku sempat tak percaya akan ada suatu pertemuan di sini.
Bagian dalam bangunan seperti rumah pada umumnya. Hanya saja Lebih besar. Itu saja yang bisa kudeskripsikan.
"Hongo, apa benar di sini?"
"Aku juga tidak tahu pasti. Alamatnya tertulis seperti ini." kusodorkan kertas penunjuk pada Kazami. Ia memperhatikan sekilas kemudian mengingat jalan yang dilalui.
"Terakhir kita harus melewati jalan setapak. Ya, ini tempatnya.'
"Tertulis pergi ke ruang tengah di lantai dasar."




Ruang tengah yang mewah. Berbeda dengan yang selama ini aku dan Kazami lihat. Beberapa orang sudah berkumpul. Hanya ada satu orang yang kukenal dan sedang menghampiri kami berdua.
"Hongo! Kau datang."
Aku mengangguk tanpa bicara.
"Sudah kuduga. Senang bertemu denganmu. Dan, siapa ini?Kenalanmu?"
"Shiro Kazami."
"Salam kenal. Aku Yuu...Semuanya sudah datang. Mari kita mulai perkenalannya."
Semua mata memperhatikan setiap orang yang berkenalan satu persatu Aku dan Kazami yang yang terakhir. Setelah kami mengatakan nama, mereka semua mulai berkerumun.
"Jadi ini orangnya."
"Si jenius dengan IQ 600 itu?"
"Kau terkenal di sini." ucap Yuu senang. "Kazami juga. Katanya kalian seperti guru dan murid."
"Sekarang berbeda." jawabku.
Tiba-tiba seorang anak kecil menggenggam tangan Kazami tanpa kami sadari. Kazami membungkuk untuk mendengarkan apa yang ingin dikatakan anak itu.
"Kakak, kalian pernah bertarung dengan sesuatu yang hebat ya?"
"?"
"Tapi jangan harap semua akan berjalan lancar. Kematian akan datang pada kakak."
"Miska" Yuu memegang pundaknya. "Itu tidak benar. Mereka tak akan mati semudah itu. Maafkan aku, Hongo, Kazami. Ini Miska. Dia punya kemampuan meramal dan sering tepat."
Aku lupa bilang, yang kumaksud 'berpendidikan' adalah bahwa tempat ini merupakan tempat khusus bagi orang-orang dengan keistimewaan tertentu.
Salah satunya meramal.
Secara tepat.
Aku bisa merasakan Kazami menangkap suasana yang aneh.Begitu juga aku.
"Akan kutunjukkan kamar kalian." ujar Yuu menemani kami pergi dari ruang tengah.
Yang lain menatap kami dengan pandangan yang tak dapat dijelaskan.
"Mereka akan mati...."sahut seseorang.
Miska

Tidak ada komentar: